Minggu, 08 November 2015

PENALARAN INDUKTIF



PENALARAN INDUKTIF



Nama Dosen              : Drs. Budi Santoso, SS
Penyusun                   : Winda Maulina
NPM                           : 29213323


Diajukan Guna Melengkapi Tulisan Dan Tugas Bahasa Indonesia 2 (Softskill)


Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi
Universitas Gunadarma
2015


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan penulis ilmiah ini dengan judul “ Penalaran Induktif “. Adapun penulisan ini diajukan untuk memenuhi sebagian syarat mencapai tugas softskill mata kuliah Bahasa Indonesia 2 pada semester 5.
Dalam penyusunan penulisan ini masih terdapat banyak kekurangan yang mungkin disebabkan terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang dapat membangun.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas dorongan dan bantuan yang telah diberikan baik moril amupun materiil kepada :
1.      Ibu Prof. Dr. E.S. Margianti, SE, MM., selaku Rektor Universitas Gunadarma.
2.      Bapak Drs. Tjahjo Dwinurti, Ssi, MMSI., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.
3.      Bapak Budi Santoso, SS, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk membantu penulis dalam pembuatan penulisan ilmiah ini.
4.      Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan dan doa nya serta semua semua pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan ilmiah ini.
5.      Orang Terdekat saya, M. Ryan Zakaria yang selalu memberi semangat untuk menyelesaikan penulisan ilmiah ini.
Semoga penulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan pihak lain yang berkepentingan. Penulisan ini masih jauh dari kata sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

Bekasi, ........................     


DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTARii
DAFTAR ISIiii
BAB I PENDAHULUAN1
1.1.            Latar Belakang1
1.2.            Rumusan Masalah 2
1.3.            Tujuan Penelitian2
1.4.            Manfaat Penelitian2
1.5.            Metode Penelitian2
1.5.1.      Data/Variabel2
1.5.2.      Metode Pengumpulan Data3
BAB II PEMBAHASAN4
2.1.      Pengertian Penalaran4
2.2.      Penalaran Induktif4
2.2.1.      Jenis-Jenis Penalaran Induktif5
BAB III PENUTUP 9
3.1.      Kesimpulan9
DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.            Latar Belakang

Di dunia ini diciptakan Manusia dan binatang keduanya memiliki pengetahuan. Pengetahuan ini digunakan untuk membedakan baik dan buruk, hitam dan putih.. Senantiasa pengetahuan ini dikembangkan menurut permasalahan hidupnnya. Manusia lain dengan binatang, binaang menggunakan pengetahuannya hanya untuk bertahan hidup. Binatang dibekali pengetahuan untuk mengenali predator yang mengintai dirinya dan mengambil tindakan untuk melindungi diri. Akan tetapi, pengetahuan binatang tersebut tidak mampu mereka kembangkan. Jadi, pengetahuan binatang hanya digunakan untuk bertahan hidup.

Ada dua penyebab manusia mampu mengembangkan pengetahuannya. Pertama ialah karena manusia memiliki bahasa. Bahasa ini berguna dalam melakukan pengomunikasian informasi dan jalan pikiran yang melandasi informasi tersebut. Kedua adalah adanya kemampuan manusia dalam berpikir berdasarkan suatu alur kerangka berpikir tertentu. Cara berpikir inilah yang disebut dengan penalaran.

Menurut S. Suriasumantri, penalaran merupakan sebuah proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. Jelas sekali bahwa penalaran berkaitan dengan proses berpikir, bukan dengan merasa. Berpikir adalah kegiatan untuk memperoleh kebenaran. Proses berpikir yang berbeda mengakibatkan kebenaran berbeda-beda bagi setiap orang. Kriteria kebenaran terdapat pada setiap jalan pikiran sekaligus sebagai landasan bagi proses penemuan kebenaran.


1.1.            Rumusan Masalah
Atas dasar latar belakang masalah yang telah dijelaskan sebelumnya, ada dua metode dalam penalaran tapi disini penulis hanya membahas dan merumuskan masalah “ Apa yang dimaksud dengan Penalaran Induktif? “

1.2.            Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui lebih mendalam tentang Penalaran Induktif

1.3.            Manfaat Penulisan
Dari penulisan ini dapat diperoleh manfaat yaitu penulis dapat lebih memahami tentang  Penalaran Induktif. Penulisan ini dapat dijadikan bahan refrensi bagi mahasiswa lain yang ingin melakukan penulisan sejenis.

1.4.            Metode Penelitian
1.4.1.      Data /Variabel
a.       Data Primer
Data primer merupakan informasi yang dikumpulkan terutama untuk tujuan investigasi yang sedang dilakukan saat ini.
b.      Data Sekunder
Data sekunder merupakan informasi yang dikumpulkan bukan untuk kepentingan studi yang sedang dilakukan saat ini tetapi untuk beberapa tujuan lain.

1.4.2.      Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut :
a.       Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan dilakukan dengan membaca literatur, mendalami dan memahami teori serta konsep penelitian sejenis yang dijadikan landasan bagi peneliti.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Penalaran
Penalaran juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan akan berupa argumen.
Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis.
Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian.

2.2. Penalaran Induktif
Penalaran induktif merupakan prosedur yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum. Dalam hal ini penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Untuk turun ke lapangan dan melakukan penelitian tidak harus memliki konsep secara canggih tetapi cukup mengamati lapangan dan dari pengamatan lapangan tersebut dapat ditarik generalisasi dari suatu gejala. Dalam konteks ini, teori bukan merupakan persyaratan mutlak tetapi kecermatan dalam menangkap gejala dan memahami gejala merupakan kunci sukses untuk dapat mendiskripsikan gejala dan melakukan generalisasi.


2.1.1.  Jenis – Jenis Penalaran Induktif
Aspek dari penalaran induktif adalah analogi dan generalisasi. Menurut Jacob (dalam Shofiah, 2007 :15), hal ini berdasarkan bahwa penalaran induktif terbagi menjadi dua macam, yaitu generalisasi dan analogi.
A.    Analogi
Analogi adalah proses penyimpulan berdasarkan kesamaan data atau fakta. Analogi dapat juga dikatakan sebagai proses membandingkan dari dua hal yang berlainan berdasarkan kesamaannya, kemudian berdasarkan kesamaannya itu ditarik suatu kesimpulan.
Contoh dari Analogi
Demikian pula dengan manusia yang tidak berilmu dan tidak berperasaan, ia akan sombong dan garang. Oleh karena itu, kita sebagai manusia apabila diberi kepandaian dan kelebihan, bersikaplah seperti padi yang selalu merunduk.

Ø  Ada 2 macam analogi,yaitu :
1)      Analogi Induktif
Analogi induktif, yaitu analogi yang disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua fenomena, kemudian ditarik kesimpulan bahwa apa yang ada pada fenomena pertama terjadi juga pada fenomena kedua. Analogi induktif merupakan suatu metode yang sangat bermanfaat untuk membuat suatu kesimpulan yang dapat diterima berdasarkan pada persamaan yang terbukti terdapat pada dua barang khusus yang diperbandingkan.
Contoh:
Timnas Indonesia lolos dalam semifinal piala asia dengan demikian timnas Indonesia akan masuk piala dunia di tahun mendatang dengan berlatih setiap hari.

2)      Analogi Deklaratif
Analogi deklaratif merupakan metode untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu yang belum dikenal atau masih samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal. Cara ini sangat bermanfaat karena ide-ide baru menjadi dikenal atau dapat diterima apabila dihubungkan dengan hal-hal yang sudah kita ketahui atau kita percayai.
            Contoh:
Deklaratif untuk penyelenggaraan negara yang baik diperlukan sinergitas antara kepala negara dengan warga negaranya. Sebagaimana manusia, untuk mewujudkan perbuatan yang benar diperlukan sinergitas antara akal dan hati.

B.     Generalisasi
Generalisasi adalah penarikan kesimpulan umum dari data atau fakta-fakta yang diberikan atau yang ada.
Ø  Analogi mempunyai 4 fungsi, antara lain :
1.      Membandingkan beberapa orang yang memiliki sifat kesamaan
2.      Meramalkan kesaman
3.      Menyingkapkan kekeliruan
4.       Klasifikasi

Ø  Macam – Macam Generalisasi
a.       Generalisasi sempurna
Generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
Contoh:
sensus penduduk

b.      Generalisasi tidak sempurna
Generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.
Contoh:
Hampir seluruh pria dewasa di Indonesia senang memakai celana pantaloon. Prosedur pengujian generalisasi tidak sempurna.

Generalisasi yang tidak sempurna juga dapat menghasilkan kebenaran apabila melalui prosedur pengujian yang benar.

Prosedur pengujian atas generalisasi tersebut adalah:
·         Jumlah sampel yang diteliti terwakili.
·         Sampel harus bervariasi.
·         Mempertimbangkan hal-hal yang menyimpang dari fenomena umum/ tidak umum.

c.       Kausal
Kausal adalah merupakan prinsip sebab-akibat yang di haruri dan pasti antara gejala kejadian, serta bahwa setiap kejadian memperoleh kepastian dan keharusan serta kekhususan-kekhususan eksistensinya dari sesuatu atau berbagai hal lainnya yang mendahuluinya , merupakan hal-hal yang diterima tanpa ragu dan tidak memerlukan sanggahan. 

Contoh :
Pada kata dewa-dewi, putra-putri, pemuda-pemudi, dan karyawan-karyawati. 

Ø  Tujuan Kausal
Tujuan kausal terdapat dalam Hubungan Kausal dapat berlangsung dalam tiga pola :
·         Sebab ke akibat
Dari peristiwa yang dianggap sebagai sebab menuju kesimpulan sebagai efek.
·         Akibat ke sebab
Dari peristiwa yang dianggap sebagai akibat menuju sebab yang mungkin telah menimbulkan akibat.
·         Akibat ke akibat
Dari akibat ke akibat yang lain tanpa menyebut sebab umum yang menimbulkan kedua akibat. 


BAB III
PENUTUP


1.1.            Kesimpulan
Dari berbagai penjelasan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa penalaran induktif adalah metode menarik suatu kesimpulan dari fakta- fakta yang sifatnya khusus, untuk kemudian ditarik kesimpulan yang sifatnya umum. Dalam penalaran Induktif ini ada 3 jenis penalaran Induktif yaitu Generalisasi, Analogi, dan Hubungan sebab akibat ataupun hubungan akibat–sebab.



DAFTAR PUSTAKA








 
©Suzanne Woolcott sw3740 Tema diseñado por: compartidisimo