PENALARAN INDUKTIF
Nama
Dosen :
Drs. Budi Santoso, SS
Penyusun : Winda Maulina
NPM : 29213323
Diajukan Guna Melengkapi Tulisan Dan
Tugas Bahasa Indonesia 2 (Softskill)
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi
Universitas Gunadarma
2015
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT,
yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan penulis ilmiah ini dengan judul “ Penalaran Induktif “. Adapun penulisan ini diajukan untuk memenuhi
sebagian syarat mencapai tugas softskill mata kuliah Bahasa Indonesia 2 pada
semester 5.
Dalam
penyusunan penulisan ini masih terdapat banyak kekurangan yang mungkin
disebabkan terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki. Untuk itu
penulis mengharapkan saran dan kritik yang dapat membangun.
Pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas dorongan dan bantuan yang
telah diberikan baik moril amupun materiil kepada :
1.
Ibu Prof. Dr. E.S.
Margianti, SE, MM., selaku Rektor Universitas Gunadarma.
2.
Bapak Drs. Tjahjo
Dwinurti, Ssi, MMSI., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.
3.
Bapak Budi Santoso, SS,
selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk membantu penulis
dalam pembuatan penulisan ilmiah ini.
4.
Kedua orang tua yang
telah memberikan dukungan dan doa nya serta semua semua pihak sehingga penulis
dapat menyelesaikan penulisan ilmiah ini.
5.
Orang Terdekat
saya, M. Ryan Zakaria yang selalu memberi semangat untuk menyelesaikan
penulisan ilmiah ini.
Semoga
penulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan pihak lain yang berkepentingan. Penulisan ini masih jauh dari kata sempurna, maka penulis mengharapkan
kritik dan saran dari para pembaca.
Bekasi,
........................
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTARii
DAFTAR ISIiii
BAB I PENDAHULUAN1
1.1.
Latar
Belakang1
1.2.
Rumusan
Masalah 2
1.3.
Tujuan
Penelitian2
1.4.
Manfaat
Penelitian2
1.5.
Metode
Penelitian2
1.5.1. Data/Variabel2
1.5.2. Metode Pengumpulan Data3
BAB II PEMBAHASAN4
2.1. Pengertian
Penalaran4
2.2. Penalaran
Induktif4
2.2.1. Jenis-Jenis Penalaran Induktif5
BAB III PENUTUP 9
3.1. Kesimpulan9
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Di dunia ini diciptakan Manusia dan
binatang keduanya memiliki pengetahuan. Pengetahuan ini digunakan untuk
membedakan baik dan buruk, hitam dan putih.. Senantiasa pengetahuan ini
dikembangkan menurut permasalahan hidupnnya. Manusia lain dengan binatang,
binaang menggunakan pengetahuannya hanya untuk bertahan hidup. Binatang
dibekali pengetahuan untuk mengenali predator yang mengintai dirinya dan
mengambil tindakan untuk melindungi diri. Akan tetapi, pengetahuan binatang
tersebut tidak mampu mereka kembangkan. Jadi, pengetahuan binatang hanya
digunakan untuk bertahan hidup.
Ada dua penyebab manusia mampu
mengembangkan pengetahuannya. Pertama ialah karena manusia memiliki bahasa.
Bahasa ini berguna dalam melakukan pengomunikasian informasi dan jalan pikiran
yang melandasi informasi tersebut. Kedua adalah adanya kemampuan manusia dalam
berpikir berdasarkan suatu alur kerangka berpikir tertentu. Cara berpikir
inilah yang disebut dengan penalaran.
Menurut S. Suriasumantri, penalaran
merupakan sebuah proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa
pengetahuan. Jelas sekali bahwa penalaran berkaitan dengan proses berpikir,
bukan dengan merasa. Berpikir adalah kegiatan untuk memperoleh kebenaran.
Proses berpikir yang berbeda mengakibatkan kebenaran berbeda-beda bagi setiap
orang. Kriteria kebenaran terdapat pada setiap jalan pikiran sekaligus sebagai
landasan bagi proses penemuan kebenaran.
1.1.
Rumusan Masalah
Atas dasar latar belakang masalah yang
telah dijelaskan sebelumnya, ada dua metode dalam penalaran tapi disini penulis
hanya membahas dan merumuskan masalah “ Apa yang dimaksud dengan Penalaran
Induktif? “
1.2.
Tujuan
Penulisan
Tujuan penulisan
ini adalah untuk mengetahui lebih mendalam tentang Penalaran Induktif
1.3.
Manfaat
Penulisan
Dari penulisan ini dapat diperoleh
manfaat yaitu penulis dapat lebih memahami tentang Penalaran Induktif.
Penulisan ini dapat dijadikan bahan refrensi bagi mahasiswa lain yang ingin
melakukan penulisan sejenis.
1.4.
Metode
Penelitian
1.4.1.
Data
/Variabel
a. Data
Primer
Data primer merupakan informasi yang
dikumpulkan terutama untuk tujuan investigasi yang sedang dilakukan saat ini.
b. Data
Sekunder
Data sekunder merupakan informasi yang
dikumpulkan bukan untuk kepentingan studi yang sedang dilakukan saat ini tetapi
untuk beberapa tujuan lain.
1.4.2.
Metode
Pengumpulan Data
Metode
yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut :
a.
Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan
dilakukan dengan membaca literatur, mendalami dan memahami teori serta konsep
penelitian sejenis yang dijadikan landasan bagi peneliti.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian
Penalaran
Penalaran
juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan
simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa,
sehingga wujud penalaran akan akan berupa argumen.
Kesimpulannya
adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan
untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan
penalaran menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan
kebenaran konklusi dari premis.
Berdasarkan
paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas
berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan
tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama dengan terbentuknya
pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan
sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar
dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian
pengertian.
2.2.
Penalaran
Induktif
Penalaran
induktif merupakan prosedur yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil
pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru
yang bersifat umum. Dalam hal ini penalaran induktif merupakan kebalikan dari
penalaran deduktif. Untuk turun ke lapangan dan melakukan penelitian tidak
harus memliki konsep secara canggih tetapi cukup mengamati lapangan dan dari
pengamatan lapangan tersebut dapat ditarik generalisasi dari suatu gejala.
Dalam konteks ini, teori bukan merupakan persyaratan mutlak tetapi kecermatan
dalam menangkap gejala dan memahami gejala merupakan kunci sukses untuk dapat
mendiskripsikan gejala dan melakukan generalisasi.
2.1.1. Jenis
– Jenis Penalaran Induktif
Aspek dari
penalaran induktif adalah analogi dan generalisasi. Menurut Jacob (dalam
Shofiah, 2007 :15), hal ini berdasarkan bahwa penalaran induktif terbagi
menjadi dua macam, yaitu generalisasi dan analogi.
A.
Analogi
Analogi adalah proses penyimpulan berdasarkan
kesamaan data atau fakta. Analogi dapat juga dikatakan sebagai proses
membandingkan dari dua hal yang berlainan berdasarkan kesamaannya, kemudian
berdasarkan kesamaannya itu ditarik suatu kesimpulan.
Contoh
dari Analogi
Demikian pula dengan manusia yang tidak
berilmu dan tidak berperasaan, ia akan sombong dan garang. Oleh karena itu,
kita sebagai manusia apabila diberi kepandaian dan kelebihan, bersikaplah
seperti padi yang selalu merunduk.
Ø
Ada 2
macam analogi,yaitu :
1)
Analogi
Induktif
Analogi induktif, yaitu analogi yang disusun
berdasarkan persamaan yang ada pada dua fenomena, kemudian ditarik kesimpulan
bahwa apa yang ada pada fenomena pertama terjadi juga pada fenomena kedua. Analogi induktif merupakan suatu metode yang sangat
bermanfaat untuk membuat suatu kesimpulan yang dapat diterima berdasarkan pada
persamaan yang terbukti terdapat pada dua barang khusus yang diperbandingkan.
Contoh:
Timnas Indonesia lolos dalam semifinal
piala asia dengan demikian timnas Indonesia akan masuk piala dunia di tahun
mendatang dengan berlatih setiap hari.
2)
Analogi
Deklaratif
Analogi deklaratif merupakan metode untuk
menjelaskan atau menegaskan sesuatu yang belum dikenal atau masih samar, dengan
sesuatu yang sudah dikenal. Cara ini sangat
bermanfaat karena ide-ide baru menjadi dikenal atau dapat diterima apabila
dihubungkan dengan hal-hal yang sudah kita ketahui atau kita percayai.
Contoh:
Deklaratif
untuk penyelenggaraan negara yang baik diperlukan sinergitas antara kepala
negara dengan warga negaranya. Sebagaimana manusia, untuk mewujudkan perbuatan
yang benar diperlukan sinergitas antara akal dan hati.
B.
Generalisasi
Generalisasi adalah penarikan kesimpulan umum dari
data atau fakta-fakta yang diberikan atau yang ada.
Ø
Analogi
mempunyai 4 fungsi, antara lain :
1.
Membandingkan
beberapa orang yang memiliki sifat kesamaan
2.
Meramalkan
kesaman
3.
Menyingkapkan
kekeliruan
4.
Klasifikasi
Ø
Macam
– Macam Generalisasi
a.
Generalisasi
sempurna
Generalisasi
dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
Contoh:
sensus penduduk
sensus penduduk
b.
Generalisasi
tidak sempurna
Generalisasi
dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan
juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.
Contoh:
Hampir seluruh pria dewasa di Indonesia senang memakai celana pantaloon. Prosedur pengujian generalisasi tidak sempurna.
Hampir seluruh pria dewasa di Indonesia senang memakai celana pantaloon. Prosedur pengujian generalisasi tidak sempurna.
Generalisasi
yang tidak sempurna juga dapat menghasilkan kebenaran apabila melalui prosedur
pengujian yang benar.
Prosedur pengujian atas generalisasi tersebut adalah:
·
Jumlah
sampel yang diteliti terwakili.
·
Sampel
harus bervariasi.
·
Mempertimbangkan
hal-hal yang menyimpang dari fenomena umum/ tidak umum.
c.
Kausal
Kausal adalah merupakan prinsip sebab-akibat yang di
haruri dan pasti antara gejala kejadian, serta bahwa setiap kejadian memperoleh
kepastian dan keharusan serta kekhususan-kekhususan eksistensinya dari sesuatu
atau berbagai hal lainnya yang mendahuluinya , merupakan hal-hal yang diterima
tanpa ragu dan tidak memerlukan sanggahan.
Contoh :
Pada kata dewa-dewi, putra-putri, pemuda-pemudi, dan
karyawan-karyawati.
Ø
Tujuan
Kausal
Tujuan
kausal terdapat dalam Hubungan Kausal dapat berlangsung dalam tiga pola :
·
Sebab
ke akibat
Dari peristiwa yang dianggap sebagai sebab menuju
kesimpulan sebagai efek.
·
Akibat
ke sebab
Dari peristiwa yang dianggap sebagai akibat menuju
sebab yang mungkin telah menimbulkan akibat.
·
Akibat
ke akibat
Dari akibat ke akibat yang lain tanpa menyebut sebab
umum yang menimbulkan kedua akibat.
BAB III
PENUTUP
1.1.
Kesimpulan
Dari berbagai penjelasan pembahasan
diatas, dapat disimpulkan bahwa penalaran induktif adalah metode menarik suatu
kesimpulan dari fakta- fakta yang sifatnya khusus, untuk kemudian ditarik
kesimpulan yang sifatnya umum. Dalam penalaran Induktif ini ada 3 jenis
penalaran Induktif yaitu Generalisasi, Analogi, dan Hubungan sebab akibat
ataupun hubungan akibat–sebab.
DAFTAR PUSTAKA
0 komentar:
Posting Komentar